Tetap Dalam syahadat

Tetap Dalam syahadat

Setiap saat kita tak luput dari mengucapkan kalimat syahadat. didalam shalat saja kita selalu mengucapkan syahadat yaitu ketika kita duduk tasyahud. bahkan ketika orang akan menikah maka dia dituntun untuk membaca syahadat. bahkan setiap orang yang akan masuk islam maka dia harus mengucapkan syahadat karena syahadat adalah rukun islam. 
Tapi tak sedikitkah kita merenungkan apakah kita besok ketika sudah dekat dengan ajal kita kita akan mati dengan mengucapkan syahadat..??
kenyataannya mungkin lidah kita saat ini sangat  lancar untuk  melafazkan syahadat, tapi apakah mungkin ketika nyawa kita sudah telah sampai ditenggorokan lafadz itu akan mudah kita ucapkan...??
Kita sering mendengar bahwa ada orang yang ketika sakaratul maut mereka sangat mudah mengucapkan  syahadat juga, tapi banyak juga kita mendengar orang yang sakaratul maut mereka sangat susah banget mengucapkan syahadat bahkan sampai dituntun mengucapkannya tapi tetap saja susah. 
Mungkin orang-orang yang sangat mudah mengucapkan syahadat ketika dia mau menemui ajalnya hanyalah orang-orang pilihan Allah yaitu orang yang sholeh, sholihah, dan orang -orang yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangaNya. 
                  Coba kita renungi tentang diri kita apakah kita sudah menjalankan perintah-perintah Allah, dan apakah kita sudah menjadi orang-orang yang sholih dan sholihah. dan apakah sebaliknya kita adalah orang -orang yang selalu berbuat dosa dan selalu tidak luput dari kemaksiatan. Dengan dosa-dosa yang kita perbuat mungkinkah kita akan lancar melafadzkan syahadat ketika kita akan menemei ajal kita. Mari saat ini kita selalu berdo'a semoga Allah senantiasa menjaga lidah kita supaya lidah kita tetap dalam syahadat sampai kapanpun dan sampai maut menjemmput kita. Insyaallah dengan do'a ini, melalui perantara doa ini semoga kita selalu berada dalam perlindungan Allah. Insyaallah.
Wallahu 'alam bissowab


Sayyidul Istighfar

Sayyidul Istighfar

Sedikit bercerita : 
Istighfar ini mengingatkan aku ketika  masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, Riyadhussholikhin, Megang Sakti, Lubuk Linggau. Ketika waktu itu guru Agama mengajarkan tentang Sayyidul Istighfar ini kata beliau baca istighfar ini sekali sama saja dengan baca istigfar 100X. Pada waktu itu kuhafalkan dan alhamdulillah hafal dan insyaallah sampai sekarang masih hafal dan masih saya amalkan.


Kapan membacanya
Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.” (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97)Kandungan maknanya? Ini adalah doa  agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan diri kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar), yang demikian itu karena  melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan. Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka. Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :- Nabi Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al Ma’buud (sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq  selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.- Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan berupa iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya. Menjalankan segenap ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan dan kesanggupannya.- Kemudian dia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh kejelekan apa yang telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah wajibkan baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menisbatkan keburukan kepada diri beliau sendiri, bukan kepada Allah Ta’alaa dan ini merupakan bentuk cara beradab kepada Allah, meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang baik maupun yang buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.- Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya serta pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.- Dan dia mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada Allah Suhhanahu wa Ta’ala dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Ta’ala. Ini adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa. Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk syurga.Wallahu a’lam bisshowab.Kita memohon kepada Allah Yang Maha Mulia  keutamaan dan anugerah-Nya.(Lihat kitab Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur Rozaq bin abdil Muhsin Al Badr. ) 

http://www.voa-islam.com/islamia/doa/2010/01/21/2797/keutamaan-sayyidul-istighfar/




Lihatlah Apa yang diucapkan jangan lihat siapa yang mengucapkan

Lihatlah Apa yang diucapkan jangan lihat siapa yang mengucapkan

Seringkali kita terkadang menyepelekan apa perkataan orang - orang disekitar kita, karena menganggap kita yang paling lebih baik dibanding mereka. orang yang dibawah umur kita ketika mereka mengucapkan kita malah acuh tak acuh seakan akan tidak ada manfaatnya.  Tanpa disadari padahal orang-orang yang ada disekitar kita lebih baik dari pada kita. bukankah kita bisa belajar dari sapa saja...??? 
kita tidak memperdulikan dia jabatannya apa, kalangan apa dan pekerjaannya apa...!!!,
asalkan nasehat atau kata-katanya mereka beramanfaat kenapa kita tidak kita mengambil hikmahnya dari kata-kata tersebut.
            Mungkin kita belum sadar akan hal ini, karena ego kita yang tinggi, ingatlah kawan!! belajarlah dari orang-orang sekitar kita, belajar kita yang disekolah di perkuliahan mungkin hanya sekedar teori yang kita dapatkan tapi belajar dari orang-orang sekitar kitalah adalah prakteknya. disitulah kita dapat berbagai macam peangalaman orang karena pengalaman seorang itu berbeda beda. 
nah dari situlah kita dapatkan berbagai ilmu dari pengalaman mereka. 
hargailah perkataan orang jangan jika kamu ingin perkataanmu dihargai.



Hadist tentang ilmu pengetahuan

Hadist tentang ilmu pengetahuan


Dari hadist diatas saya dapat menyimpulkan insyaallah bahwasannya setiap orang yang baik pasti Allah memandaikan dalam urusan agama contoh seorang ulama'-ulama' dengan pengetahuan-pengetahuan dalam bidang agama sudah pasti tentu beliau termasuk golongan orang-orang yang baik yang pasti ulama' ulama' yang mampu untuk mengerjakan perintah agama dan menjauhi larangan agama.
              Maka dari itu marilah kita selalu belajar memahami ilmu tentang agama supaya kita termasuk menjaadi orang-orang yang baik. karena didalam agama islam mengajarkan menjadi orang yang baik. didalam hadist ini bukan hanya mempelajari ilmu juga tapi kita juga akan pasti mengamalkannya karena ilmu tanpa amal itu bagaikan pohon tanpa buah. Sahabat-sahabatku yang dicintai oleh Allah SWT menuntut ilmu dunia dan akherat sangatlah penting tapi yang lebih penting adalah ilmu akherat karena kita tujuan akhir kita adalah akherat. Jangan sampai kita terlalu disibukkan dengan ilmu akherat tapi kita lupa akan menuntut ilmu akherat oleh karena itu kita selalu diwanti-wanti oleh guru-guru agama kita bahwasannya ilmu akherat dan ilmu dunia itu harus seimbang supaya kita bisa hidup bahagia didunia dan akherat. 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. . - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger